Penjadian dan Kronologi pada Bunga

Pembentukan dan Perkembangan Bunga

Psfree.net : Terbentuknya bunga sejak lama menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi tumbuhan budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak akan terbentuk sebelum jaringan daerah beliau akan muncul telah meraih tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).

Pada tumbuhan berbentuk pohon, jaringan yang gres terbentuk atau masih meningkat (juvenile) akan sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang mencapai tahap kematangan seringkali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi.

Kandungan karbon tinggi dikarenakan telah banyak metabolit tertimbun dalam bentuk polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga membutuhkan energi yang besar.

Nisbah C-N yang tinggi biasanya cukup selaku pendorong terbentuknya bunga. Namun, banyak didapatkan jenis-jenis flora yang memerlukan pemicu agar bunga timbul. Pemicu ini dapat berbentuksuhu rendah selama sementara waktu (vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan).

Gandum roti tipe winter (demam isu dingin, alasannya ditanam menjelang demam isu dingin) tidak akan berbunga jika tidak mengalami isu terkini masbodoh dalam tahap kemajuan dan perkembangannya.

Anggrek merpati memunculkan bunga kalau mengalami malam yang cuek. Berbagai kultivar yute bersifat fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen.

Tanaman kopi dikenal membutuhkan kurun kering sekitar dua bulan dan disertai oleh hujan seperlunya untuk memicu terbentuknya bunga.

Kajian yang dilakukan pada Arabidopsis thaliana, suatu flora versi, memperlihatkan bekerjanya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diharapkan untuk membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).

Substansi B diharapkan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C dibutuhkan untuk terbentuknya benang sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).

Fungsi

Fungsi biologi bunga ialah organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menciptakan biji. Bahwa bunga ialah analog dengan organ seksual pada hewan gres disadari secara ilmiah pada masa ke-17 di Eropa.

Beberapa bunga mempunyai warna yang cerah berfungsi sebagai pemikat binatang pembantu penyerbukan. Beberapa bunga lainnya menciptakan panas atau aroma yang khas, juga bermaksud memikat hewan untuk menolong penyerbukan.

Bunga juga mampu dianggap selaku organ untuk bertahan pada keadaan kurang menguntungkan bagi kemajuan. Sejumlah tanaman akan segera membentuk bunga bila mengalami kekurangan air atau suhu rendah.

Contoh yang paling dikenal yaitu bunga kertas Bougainvillea. Bunga meminimalkan metabolisme dan bila tanaman mati, biji diharapkan sudah terbentuk selaku perjuangan sintasan (survival).

Manusia semenjak lama terpikat oleh bunga, terutama yang berwarna-warni sehingga mempunyai arti kultural. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tanaman selaku tumbuhan hias.

Marfologi

Bunga ialah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.

Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh pergeseran lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat bagian Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga hampir senantiasa berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan selaku penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf (“berbentuk bintang”, simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga tepat: memiliki stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila mempunyai alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bahu-membahu dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga waria atau hermafrodit.

Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bab utama bunga (dari luar ke dalam) ialah selaku berikut:

Kelopak bunga atau calyx;

Mahkota bunga atau corolla yang lazimnya tipis dan mampu berwarna-warni untuk menarik serangga yang menolong proses penyerbukan;

Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah laki-laki) berbentukbenang sari;

Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: “rumah perempuan”) berbentukputik.

Organ reproduksi betina ialah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang menenteng gamet betina) di dalam kantung embrio.

Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan selaku jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur flora yang “umum”, spesies tanaman memberikan penyesuaian yang sungguh bervariasi.

 Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat korelasi antara tanaman yang satu dengan lainnya.

Sebagai pola, dua subkelas dari tumbuhan berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: flora dikotil lazimnya memiliki 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai tiga organ atau kelipatannya.